EkonomiUmum

Harga Emas Berpeluang Naik dalam Sepekan ke Depan

215
×

Harga Emas Berpeluang Naik dalam Sepekan ke Depan

Sebarkan artikel ini

KILASINDO.COM – Tren kenaikan harga emas dunia dan logam mulia diperkirakan akan berlanjut dalam sepekan ke depan. Analis Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi, bahkan memprediksi harga emas akan mencetak level tertinggi pada bulan Desember 2025 ini.

Menurut Ibrahim, harga logam mulia berpotensi menuju level Rp2.700.000 per gram hingga akhir tahun. Sejalan dengan itu, harga emas dunia diproyeksikan berada di level USD4.440 per troi ons.

Scroll kebawah untuk lihat konten
Advertisement

“Kemungkinan besar harga emas akan mencetak level tertinggi di bulan Desember. Hingga akhir tahun, harga logam mulia menuju level Rp2.700.000 per gram, jadi harga emas dunia di level USD4.440 per troi ons,” kata Ibrahim pada Senin (15/12/2025).

Proyeksi Sepekan ke Depan dan Kondisi Terkini
Berdasarkan data Bloomberg hari ini, harga emas dunia berada di level USD4.338 per troi ons. Sementara itu, harga logam mulia ANTAM tercatat di posisi Rp2.464.000 per gram, mengalami kenaikan Rp2.000 dari harga sebelumnya.

Dalam prediksi sepekan ke depan, Ibrahim memperkirakan harga emas dunia akan menyentuh level USD4.380 per troi ons. Sementara harga logam mulia ANTAM diproyeksikan berada di level Rp2.590.000 per gram.

Faktor Geopolitik: Ancaman Konflik Israel-Iran
Ibrahim menegaskan bahwa faktor utama yang menopang kenaikan harga emas adalah perkembangan konflik geopolitik yang tidak menentu.

Tensi geopolitik saat ini meningkat di sejumlah kawasan, termasuk:

Eropa: Konflik berkelanjutan antara Rusia dan Ukraina.

Timur Tengah: Meningkatnya ketegangan karena rencana serangan Israel terhadap Iran, di samping kelanjutan konflik di Gaza.

Amerika Latin: Ketegangan antara Amerika Serikat dan Venezuela.

Asia Timur: Hubungan antara Tiongkok dan Taiwan.

Secara spesifik, isu yang paling disorot adalah potensi serangan Israel ke Iran, dengan dalih pengayaan uranium dan produksi rudal. Jika perang antara Israel dan Iran kembali pecah, Ibrahim memperingatkan bahwa pasokan minyak mentah dunia dipastikan terhambat.

READ  SIG Salurkan Bantuan Tanggap Bencana untuk Korban Banjir dan Longsor di Sumatra Barat, Aceh, dan Sumatra Utara

“Karena Iran adalah negara penghasil minyak terbesar kedua setelah Arab Saudi yang tergabung dalam OPEC,” jelasnya.

Konflik tersebut dikhawatirkan merembet ke wilayah lain di Timur Tengah, seperti Suriah dan Lebanon, dengan potensi balasan dari kelompok pejuang seperti Hamas di Palestina dan Houthi di Yaman. Situasi inilah yang, menurut Ibrahim, pernah membuat harga emas dunia melambung tinggi beberapa waktu lalu.

Data AS dan Kebijakan The Fed
Selain konflik geopolitik, faktor domestik Amerika Serikat (AS) juga dapat memengaruhi pergerakan harga emas. Ibrahim menyebutkan bahwa data pengangguran di AS dapat menjadi pemicu. Data tenaga kerja yang melemah bisa mendorong bank sentral AS, The Fed, untuk kembali memangkas suku bunga pada Januari 2026.

Perubahan kepemimpinan di bank sentral AS juga menjadi variabel penting. Jika ketua The Fed baru yang terpilih adalah orang pilihan Presiden Trump, hal itu diprediksi akan memengaruhi berapa kali The Fed akan memangkas suku bunga pada tahun mendatang. (HBU)