Umum

Ratusan Pelaku Industri Udang Bahas Ekspor ke AS dalam Shrimp Fair 2025 di Banyuwangi

374
×

Ratusan Pelaku Industri Udang Bahas Ekspor ke AS dalam Shrimp Fair 2025 di Banyuwangi

Sebarkan artikel ini
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Meninjau Forum Shrimp Fair Banyuwangi

KILASINDO.COM – Ratusan pelaku industri udang dari berbagai daerah di Indonesia berkumpul di Banyuwangi dalam ajang Forum Shrimp Fair 2025, yang berlangsung selama tiga hari pada 14–16 Oktober 2025. Forum ini menjadi wadah penting bagi para pelaku usaha untuk membahas dinamika ekspor udang nasional, khususnya ke pasar Amerika Serikat (AS).

Kegiatan yang diinisiasi oleh Shrimp Club Indonesia (SCI) ini dihadiri oleh para pengusaha, pembudidaya, hingga penyedia sarana tambak udang dari berbagai wilayah, mulai Sumatera, Jawa, Bali, hingga Nusa Tenggara Barat (NTB).

Scroll kebawah untuk lihat konten
Advertisement

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyampaikan dukungannya terhadap kegiatan tersebut. Ia menyebut Banyuwangi sebagai salah satu daerah penghasil udang terbesar di Indonesia, sehingga forum ini memiliki arti strategis dalam memperkuat jejaring antar pelaku industri udang.

“Ini jadi momentum bagi kita semua untuk duduk bersama, saling menguatkan, sehingga ketika ada masalah bisa diselesaikan secara kolektif. Semoga melalui forum ini persoalan ekspor udang ke AS bisa terselesaikan,” ujar Bupati Ipuk, Selasa (14/10/2025).

Salah satu topik utama yang menjadi perhatian adalah peluang pasar dan solusi atas kebijakan pengetatan impor udang oleh otoritas AS, menyusul temuan paparan radioaktif Cesium-137 (Cs-137) di salah satu Unit Pengolahan Ikan (UPI) di kawasan industri Cikande, Serang. Temuan tersebut sempat berdampak terhadap ekspor udang Indonesia ke AS.

Kepala Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara, Supito, menjelaskan bahwa temuan tersebut tidak berasal dari lokasi budidaya udang, melainkan hanya di satu UPI.
“Secara teknis, temuan itu tidak berada di lokasi budidaya. Hanya ada di UPI, dan itu pun hanya di satu lokasi, yakni Cikande, Tangerang. Di luar wilayah itu tidak ada masalah,” terangnya.

READ  PGN Dorong Transisi Energi di Kawasan Timur lewat F8 Makassar 2025

Supito memastikan bahwa produk udang dari UPI di luar Cikande aman dari paparan zat berbahaya. Untuk mengatasi dampak tersebut, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama Kementerian Koordinator Bidang Pangan telah menerapkan standar operasional prosedur (SOP) baru, yakni penerbitan sertifikat bebas radioaktif yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) agar ekspor udang dapat kembali berjalan normal.

“Peluang ekspor ke Amerika Serikat masih terbuka lebar, karena hanya satu lokasi saja yang masuk red list (UPI Cikande). Daerah lain tetap bisa ekspor, asalkan melengkapi sertifikat bebas radioaktif dari Bapeten,” jelasnya.

Sementara itu, Dewan Penasehat Shrimp Club Indonesia Banyuwangi, Hardi Pitoyo, berharap forum ini menjadi ajang lahirnya inovasi dan gagasan baru dalam memperkuat industri udang nasional. Selain seminar, kegiatan ini juga menampilkan pameran teknologi, peralatan, dan produk budidaya tambak udang dari berbagai daerah di Indonesia.

“Dinamika usaha memang seperti ini. Kita harus bisa mengikuti, mengantisipasi, dan mencari solusi terbaik,” ujar Pitoyo. (LPF)