KILASINDO.COM – PT Mandiri Manajemen Investasi (Mandiri Investasi) terus memfinalisasi rencana peluncuran Reksa Dana Bursa (RDB) Syariah berbasis emas atau ETF Emas Syariah yang ditargetkan meluncur pada awal tahun depan. Langkah ini diperkuat melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan PT Pegadaian dan Deutsche Bank pada Senin (8/12). Sebelumnya, Mandiri Investasi juga menjalin kerja sama strategis dengan Mandiri Sekuritas sebagai Dealer Partisipan pertama serta Bank Syariah Indonesia (BSI) sebagai mitra Bullion Bank.
Dalam beberapa bulan terakhir, Mandiri Investasi, Mandiri Sekuritas, BSI, Pegadaian, dan Deutsche Bank melakukan rangkaian persiapan intensif mulai dari mekanisme penyediaan dan penyimpanan emas fisik, tata kelola kustodian, kesiapan infrastruktur perdagangan, hingga memastikan struktur produk sesuai prinsip syariah. Seluruh proses diarahkan untuk memastikan produk siap dipasarkan segera setelah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerbitkan Peraturan OJK mengenai Reksa Dana Berbentuk KIK yang diperdagangkan di bursa dengan underlying emas.
Mandiri Investasi menargetkan peluncuran produk dilakukan sesaat setelah regulasi tersebut dirilis. Penguatan persiapan ini didukung rekam jejak perusahaan dalam mengelola 14 Kontrak Pengelolaan Dana (KPD) dengan underlying ETF emas global, yang menjadi fondasi teknis kuat untuk menghadirkan RDB Emas Syariah domestik berstandar internasional.
Dalam kerja sama terbaru, Pegadaian berperan sebagai Bullion Bank yang menyediakan sekaligus menyimpan emas fisik underlying RDB Emas Syariah. Direktur Pemasaran, Penjualan dan Pengembangan Produk PT Pegadaian, Selfie Dewiyanti, mengatakan pihaknya siap memperkuat ekosistem investasi emas nasional melalui kolaborasi ini.
“Langkah ini menjadi bagian dari upaya kami mendukung pemerintah memperkuat industri emas nasional serta memperluas layanan emas bagi masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu, Deutsche Bank berperan sebagai Bank Kustodian yang memastikan tata kelola aset investor sesuai standar global. Samir Shivaji Dhamankar, Head of Corporate Bank Indonesia and Head of Trust & Securities Services ASEAN Deutsche Bank, menegaskan komitmen pihaknya menjaga kepercayaan investor.
“Dengan pengalaman global dan infrastruktur yang kuat, kami memastikan pengadministrasian Reksa Dana dilakukan sesuai standar tertinggi,” kata Samir.
Direktur Mandiri Investasi, Ernawan Rahmat Salimsyah, CFA menambahkan, kolaborasi strategis ini bertujuan menciptakan ekosistem RDB Emas Syariah yang likuid, terjangkau, dan mudah diperdagangkan seperti saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Produk ini akan memiliki underlying emas fisik murni yang disimpan di Bullion Bank dan sesuai dengan Fatwa DSN MUI No. 163/DSN-MUI/VII/2025.
Ia menekankan keunggulan efisiensi, transparansi, serta biaya kompetitif sebagai nilai tambah utama RDB Emas Syariah. “Produk ini mudah ditransaksikan, transparan, dan sangat relevan bagi investor yang mencari instrumen safe haven atau diversifikasi portofolio,” ujarnya.
Mandiri Investasi optimistis RDB Emas Syariah akan menerima respons positif dari investor institusi maupun ritel. Hingga 4 Desember 2025, dana kelolaan konsolidasi Mandiri Investasi telah melampaui Rp 80 triliun dan diproyeksikan terus bertumbuh hingga akhir tahun.
Sebagai manajer investasi nasional dengan 54 produk investasi aktif, mulai dari reksa dana pasar uang, pendapatan tetap, campuran, saham, alternatif, hingga ETF dan indeks, kehadiran RDB Emas Syariah akan melengkapi portofolio produk pasif Mandiri Investasi. Produk tersebut juga telah dipasarkan melalui 43 APERD, termasuk mitra distribusi di Singapura. (ZID)




